SEJARAH KEPERAWATAN ABAD KE-19
TEORI KEPERWATAN JEAN WATSON
DI SUSUN OLEH :
AGUS SUDIANA NURMANSYAH
(20161050002
PROGRAM MAGISTER KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2016
DAFTAR ISI
JUDUL …………………………………………………………………………………… i
DAFTAR ISI …………………………………………………………………………….. ii
BAB 1 PENDAHULUAN ……………………………………………………………….. 1
1.
Latar
belakang ………………………………………………………………… 1
2.
Tujuan
…………………………………………………………………………. 2
BAB 2 ISI …………………………………………………………………………………. 3
1.
Sejarah
keperawatan pada abad ke 19 …………………………………………
3
2.
Teori
keperawatan menurut Jean Watson ……………………………………... 3
3.
Paradigma
keperawatan menurut Watson ……………………………………… 5
BAB 3 KESIMPULAN …………………………………………………………………… 7
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………. 8
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar
belakang
Profesi keperawatan merupakan profesi yang komplek dan
beragam. Perawat berpraktik di berbagai tempat yang menuntut aspek asuhan
keperawatan dan peran perawat yang berbeda. Selain itu, seseorang dapat menjadi
perawat melalui berbagai jalur pendidikan keperawatan dan berbagai kesempatan
mengembangkan karir yang ada sepanjang perawat meningkatkan pendidikannya dan meningkatkan
kemampuan klinisnya (Potter dan Perry, 2005).
Pada awal sejarahnya, keperawatan dikenal sebagai
bentuk pelayanan komunitas dan pembentukannya berkaitan erat dengan dorongan
alami untuk melayani dan melindungi keluarga. Keperawatan lahir sebagai bentuk
keinginan untuk menjaga seseorang agar tetap sehat dan memberikan rasa nyaman,
pelayanan dan keamanan bagi orang yang sakit. Walaupun secara umum tujuan dari
keperawatan relative sama dari tahun ke tahun, praktik keperawatan dipengaruhi
oleh perubahan kebutuhan masyarakat, sehingga keperawatan terlibat secara
bertahap (Potter dan Perry, 2005).
Umur keperawatan sama tuanya dengan kedokteran.
Sepanjang sejarah, profesi keperawatan dan kedokteran saling bergantung satu
sama lain. Selama era Hippocrates, kedokteran bekerja tanpa perawat dan selama
abad pertengahan, keperawatan bekerja tanpa dukungan medis (Potter dan Perry,
2005).
Menurut Mccrae (2012), model keperawatan yang
diidentifikasi pada 1950-an, sebagai profesi pemikiran mulai muncul dari status
hamba tradisional, dengan tujuan utama untuk maju dari fokus yang sempit pada
penyakit untuk perhatian yang lebih luas dengan kebutuhan manusia.
Sejarah perkembangan keperawatan pada abad ke 19
sangat berpengaruh terhadap perkembangan keperawatan dimana peran perawat
sangat penting selama zaman peperangan, selain itu juga peran perawat di era
tersebut berkembang ke komunitas masyarakat dan di akhir abad ke 19 mulai
berkembang keperawatan di rumah sakit.
Dengan adanya hal tersebut juga melahirkan banyak
tokoh-tokoh keperawatan dan teori-teori keperawatan yang sudah mulai
berkembang. Salah satunya adalah Jean Watson dengan 10 faktor carative nya.
Sehingga perlu dibahas kembali, kaitan sejarah
perkembangan tersebut dengan teori keperawatan Watson dan aplikasi teori
tersebut dalam paradigma keperawatan. Dengan mengaitkan beberapa hasil
penelitian jurnal yang telah ada.
2. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1.
Untuk
mengetahui dan memahami sejarah perkembangan keperawatan pada abad ke 19.
2.
Untuk
mengetahui dan memahami teori keperawatan menurut Jean Watson.
3.
Untuk
mengetahui pengaplikasian teori keperawatan Watson dengan dikaitkan beberapa
jurnal penelitian.
BAB 2
ISI
1. Sejarah
keperawatan pada abad ke 19
Pada abad ke 19, perang sipil (1860-1865) menstimulasi
perkembangan keperawatan di Amerika serikat. Clara Burton, pendiri palang merah
Amerika merawat pejuang di medan pertempuran, membersihkan luka, memenuhi
kebutuhan dasar, dan menenangkan para pejuang dalam menghadapi kematian.
Setelah perang sipil, sekolah keperawatan di Amerika dan Kanada mulai membentuk
kurikulum sendiri mengikuti sekolah Nightingale. Sekolah pelatihan yang pertama
di Kanada, St. Catherina di Ontario didirikan pada tahun 1874. Pada tahun 1884,
Mary Agnes Snively mengambil alih kepemimpinan Rumah Sakit Umum Toronto. Ia
membantu terbentuknya The Canadia
National Association of Trained Nurses pada tahun 1908, selanjutnya nama
tersebut berubah menjadi The Canadian Nurses Association (CAN) pada tahun 1924
(Potter dan Perry, 2005).
Keperawatan di rumah sakit berkembang pada akhir abad
ke 19, tetapi di komunitas, keperawatan tidak menunjukkan peningkatan yang
berarti sampai tahun 1893 ketika Lilian Wald dan Mary Brewster membuka The Henry Street Settlement, yang
berfokus pada kebutuhan kesehatan orang-orang miskin yang tinggal di rumah
penampungan di New York. Perawat yang bekerja ditempat tersebut memiliki
tanggung jawab yang lebih besar terhadap klien mereka daripada perawat yang
bekerja di rumah sakit karena mereka seringkali menghadapi situasi yang
membutuhkan tindakan mandiri dari perintah dokter. Lebih dari itu, dalam
mengobati penyakit, orang miskin membutuhkan terapi keperawatan yang ditujukan
untuk memperbaiki nutrisi, memberikan penginapan, dan mempertahankan kebersihan
(Potter dan Perry, 2005).
2. Teori
keperawatan Jean Watson
Margaret Jean
Harman Watson lahir dan tumbuh di kota kecil Welch, West Virginia, di
pegunungan Appalachian. Di tahun 1980-an, Watson dan koleganya mendirikan pusat
untuk Human Caring di University of
Colorado. Selama karirnya, Watson aktif di berbagai program komunitas,
diantaranya sebagai pendiri dan member dari the
Board of Boulder Country Hospice, dan beberapa lainnya berkolaborasi dengan
area fasilitas perawatan kesehatan (Alligood, 2016).
Menurut Alligood
(2016), Watson mengusulkan 7 asumsi tentang ilmu perawatan dan 10 carative faktor utama yang membentuk teorinya.
Dasar asumsinya adalah :
1.
Asuhan
keperawatan dapat ditujukan secara efektif dan dapat dipraktekkan hanya secara
interpersonal.
2.
Asuhan
keperawatan terdiri dari carative factor yang menghasilkan kepuasan pada
kebutuhan manusia tertentu.
3.
Efektifitas
asuhan keperawatan meningkatkan kesehatan dan pertumbuhan individu dan
keluarga.
4.
Respon
asuhan keperawatan menerima seseorang tidak hanya sebagai ia sekarang tapi juga
hal-hal yang mungkin terjadi padanya.
5.
Lingkungan
asuhan keperawatan adalah sesuatu yang menawarkan kemungkinan perkembangan
sementara mengizinkan seseorang untuk memilih tindakan yang terbaik untuk
dirinya pada saat diberikan kesempatan.
6.
Asuhan
lebih healthogenic dari pada pengbatan. Praktek asuhan terintegrasi dengan
pengetahuan biofisikal dengan perilaku manusia untuk meningkatkan kesehatan
orang yang sakit. Asuhan keperawatan melengkapi pengobatan.
7.
Praktek
asuhan adalah sentral dari keperawatan.
Menurut Alligood
(2016), teori keperawatan Watson terdapat 10 faktor carative dan proses caritas
:
1.
Membentuk
sistem nilai humanistic altruistic.
2.
Membangkitkan
rasa percaya dan harapan.
3.
Mengembangkan
kepekaan kepada diri sendiri, maupun kepada orang lain.
4.
Mengembangkan
hubungan yang sesuai harapan pasien atau Helping-Trusting,
human caring relation.
5.
Meningkatkan
intuisi dan peka terhadap ekspresi perasaan baik positif maupun negative.
6.
Menggunakan
metoda ilmiah “problem solving” yang
sistematik untuk mengambil keputusan.
7.
Meningkatkan
hubungan interpersonal “teaching-learning”.
8.
Memberi
dukungan atau support, melindungi dan membantu memperbaiki kondisi mental,
fisik, sosio-kultural, serta spiritual.
9.
Membantu
memenuhi kebutuhan manusia.
10. Menghargai terhadap kekuatan eksistensial-phenomenological.
3. Paradigma
keperawatan menurut Watson
1.
Keperawatan
(Nursing)
Menurut Watson, ilmu keperawatan terdiri dari
pengetahuan, pemikiran/gagasan ide, nilai-nilai, philosophy, komitmen dan tindakan, dengan beberapa derajat dari
keinginan/passion. Perawat
berkepentingan dalam mengerti kesehatan, keadaan sakit (illness), dan pengalaman manusia, promosi dan pemugaran (restoring) kesehatan dan mencegah
penyakit (Alligood, 2016).
Pengembangan kerja Watson dilanjutkan untuk membuat
penegasan bahwa manusia tidak bisa diperlakukan sebagai objek dan bahwa manusia
tidak dapat dipisahkan dari dirinya, orang lain, alam dan secara universal. Paradigma
caring-healing ditempatkan dalam
sebuah kosmologi yang keduanya metaphisycal
dan transcendent dengan pengembangan
manusia secara universal (Alligood, 2016).
Dalam penelitian Paldanius dan Maatta (2011), mengemukakan
bahwa menjelaskan dan mendiskusikan hubungan dan factor keperawatan menurut
pendapat mahasiswa keperawatan selama penelitian dan membuat model keperawatan.
Memberikan perhatian bagaimana mengajarkan tentang caring dalam asuhan
keperawatan dapat meningkat selama pendidikan keperawatan sebagai elemen yang
paling esensial dalam keperawatan merasakan perasaan ke orang lain.
2.
Klien
(Human being)
Watson menukarkan istilah human being (manusia), seseorang,
kehidupan, personhood dan diri
sendiri. Ia melihat seseorang sebagai sebuah kesatuan dari pikiran, tubuh, jiwa
atau alam (Alligood, 2016).
Dalam penelitian Lachman
(2011), mengemukakan bahwa perawatan dapat dianggap hanya tugas etis dan dengan
demikian beban satu hal lagi yang harus dilakukan, atau dapat dianggap sebagai
komitmen untuk menghadiri dan menjadi antusias terlibat dalam kebutuhan pasien.
3.
Kesehatan
(Health)
Watson mendefinisikan
kesehatan menurut WHO (World Health
Organization) sebagai keadaan positif dari fisik/jasmani, mental dan sosial
yang baik dengan mencantumkan tiga elemen :
1.
Level
tertinggi dari keseluruhan fungsi jasmani/fisik, mental dan sosial.
2.
Level
penyesuaian-pemeliharaan (adaptive-maintenance) secara umum dari fungsi
sehari-hari.
3.
Terhindar
dari penyakit.
Kemudian, ia
menggambarkan kesehatan sebagai kesatuan dan harmoni dalam pikiran, tubuh, dan
jiwa (Alligood, 2016).
Dalam penelitian
Fadilah dkk (2016), didapatkan bahwa faktor internal yang ditunjukkan oleh
gejala penyakit yang dirasakan, dampak terhadap kemampuan fisik, serta respon
emosi yang masih lemah, perasaan membebani dan belum mencapai koping yang
adaptif lebih berpengaruh signifikan terhadap keseluruhan penialaian kualitas
hidup pasien hemodialisa. Kemampuan pasien hemodialisa mencapai strategi koping
yang adaptif merupakan bagian penting peran perawat sebagaimana item 7, 10, 13
pada indicator perilaku caring yaitu memantau perkembangan kondisi selama
terapi, mendampingi selama prosedur klinik/hemodialisa, serta mendengarkan
keluhan pasien. Perawat dapat lebih banyak menghabiskan waktu dengan pasien
sehingga dengan hal itu pasien akan dapat meningkatkan kualitas hidupnya.
Dalam penelitian
Trifianingsih dkk (2016), menunjukkan bahwa ada kecenderungan semakin baik
perilaku caring perawat akan diikuti dengan tingkat kecemasan pasien gangguan
kardiovaskuler yang rendah.
4.
Lingkungan
(Environment)
Dalam 10 faktor carative,
Watson mengatakan peran perawat di lingkungan sebagai pemberi dukungan,
melindungi dan atau mengkoreksi lingkungan mental, fisik, sosial dan spiritual.
Ilmu keperawatan tidak hanya untuk menopang kemanusiaan, tetapi juga untuk
menopang bumi/lingkungan. Termasuk tidak terbatas dukungan secara universal dunia
dari alam dan semua mahluk hidup. Yakni adalah manusia purba terkait dalam
kemanusiaan dan kehidupannya sendiri, melewati waktu dan jarak, batasan-batasan
dan bangsa-bangsa (Alligood, 2016).
BAB 3
KESIMPULAN
1.
Kesimpulan
Pada abad ke 19 merupakan
keadaan dimana terjadinya peperangan dan mulai berkembangnya keperawatan dan
peran perawat di medan perang dan komunitas kemanusiaan lainnya. Pada akhir
abad ke 19 mulai berkembang rumah sakit dan ilmu keperawatan.
Model Watson dibentuk
melingkupi proses asuhan keperawatan, pemberian bantuan bagi klien dalam mencapai
atau mempertahankan kesehatan atau mencapai kematia yang damai. Perawatan
manusia membutuhkan perawat yang memahami perilaku dan respon manusia terhadap
masalah kesehatan yang actual ataupun yang potensial, kebutuhan manusia dan
bagaimana berespon terhadap orang lain dan memahami kekurangan dan kelebihan
klien dan keluarganya. Asuhan keperawatan tergambar pada seluruh factor-faktor
yang digunakan oleh perawat dalam pemberian pelayanan keperawatan pada klien.
DAFTAR PUSTAKA
Alligood, Martha Raile. 2016. Nursing theorists and their work. Edition 8. Elsevier Health
Sciences.
Fadilah, Wijayanti dan Tumini. 2016. Peningkatan Kualitas Hidup Pasien
Hemodialisa Ditinjau Dari Perilaku Caring Perawat Di Rsud Dr. Soetomo Surabaya.
Volume 2, Nomor 1, Juli 2016 ISSN: 2443-3861. Jurnal Kesehatan Manarang.
Lachman, D. Vicki. 2012. Applying the Ethics of Care to Your Nursing Practice. March-April
2012 • Vol. 21/No. 2. MEDSURG Nursing.
Mccrae N. 2012. Whither
Nursing Models? The value of nursing theory in the context of evidence-based
practice and multidisciplinary health care. Journal of Advanced Nursing
68(1), 222–229. doi: 10.1111/j.1365-2648.2011.05821.x
Paldanius dan Maatta. 2011. What are student’s view of (loving) caring in nursing education in
Finland. International Journal of Caring Sciences 2011 May-August Vol 4
Issue 2.
Potter, P.A, Perry, A.G. 2005. Buku Ajar Fundamental
Keperawatan : Konsep, Proses, Dan Praktik.Edisi 4.Volume 1.Alih Bahasa : Yasmin
Asih, dkk. Jakarta : EGC.
Trifianingsih, Yarlitasari dan Azidin. 2016. Hubungan Perilaku Caring Perawat Dan
Kecerdasan Emosional Perawat Dengan Tingkat Kecemasan Pasien Gangguan
Kardiovaskuler Di Ruang Alamanda Rumah Sakit Umum Daerah Ulin Banjarmasin Tahun
2015. Caring, Vol.2, No.2, Maret 2016.
Komentar
Posting Komentar