TEORI KEPEMIMPINAN
PENDAHULUAN
Keperawatan
merupakan suatu profesi yang di dalamnya dapat di kategorikan ke dalam suatu
organisasi, yaitu organisasi keperawatan, organisasi tidak akan dapat berjalan
tanpa adanya seseorang yang dapat mengarahkan organisasi tersebut, suatu
organisasi akan di katakan berjalan di tempat tanpa adanya pemimpin, karena
pada dasarnya organisasi di bentuk dengan maksud dan tujuan tertentu, baik itu
untuk kesejahteraan atau apa pun itu tujuannya. Jadi intinya maju dan mundurnya
organisasi sangat tergantung kepada seseorang yang bertanggung jawab dalam
organisasi tersebut yaitu pemimpin. (Marianti 2009)
Secara
kasa mata mungkin terlihat simpel karena pemimpin hanya mengarahkan kelompok
atau organisasinya untuk maju, namun di balik itu menjadi pemimpin tidak
semudah yang terlihat, akan banyak hal atau pun faktor-faktor yang terdapat di
dalam proses atau pun gaya kepemimpinan, motivasi menjadi dasar seseorang untuk
menjadi pemimpin namun hal lain yang banyak di jumpai motivasi saja tidak cukup
untuk menjadikan pemimpin itu baik bagi organisasinya, sifat dan kepribadian
seorang pemimpin juga berpengaruh terhadap gaya kepemimpinan nya, sehingga
nanti akan di bahas mengenai gaya gaya kepemimpinan yang dapat muncul dari
sifat nya hingga manfaatnya, selain itu pemimpin belum tentu fokus kerjanya
hanya pada organisainya sehingga faktor di luar pribadi pemimpin juga dapat
mempengaruhi seseorang dalam gaya kepemimpinan. (Koesmono 2007).
Pemimpin merupakan seseorang yang mempunyai tugas dan wewenang untuk memimpin atau
memerintah orang lain, mengamati tugas bawahannya dan memajukan
organisasinya, di Indonesia sebagai negara demokratis, akan ada pergantian
pemimpin untuk memberikan kesempatan orang lain untuk dapat mendongkrak
kemajuan organisasinya, yang jadi masalah berbeda orang yang memimpin maka
berbeda juga kebijakan yang di buat karena perbedaan pandangan dan sifat dari
pemimpin oleh karena itu muncul lah riset riset yang berkaitan dengan
kepemimpinan seperti proses pendekatan pengkajian kepemimpinan yang berdasarkan
pendekatan sifat, pendekatan gaya atau tindakan dalam memimpin dan pendekatan
kontingensi (Wibowo 2011).
PEMBAHASAN
A.
Definisi Kepemimpinan
Kepemimpinan merupakan sifat dan
keterampilan seseorang yang mampu mempengaruhi orang lain, yang dilakukan melalui interaksi antar kelompok
dan proses komunikasi untuk mencapai tujuan yang
diinginkan (Gibson, 2004). Kepemimpinan
akan muncul apabila ada seseorang yang karena sifat-sifat dan perilakunya
mempunyai kemampuan untuk mendorong orang lain untuk berpikir, bersikap, dan
ataupun berbuat sesuatu sesuai dengan apa yang diinginkannya.
B.
Teori Kepemimpinan
Ada beberapa teori
kepemimpinan, antara lain :
1. Teori bakat
Teori klasik
dari kepemimpinan adalah teori orang besar (the great men theory)
atau teori bakat (trait theory). Seorang pemimpin memiliki bakat-bakat
tertentu yang diperlukan untuk menjadi pemimpin yang diperolehnya
sejak lahir.
2. Teori situasi
Teori ini muncul hasil dari pengamatan,
dimana seseorang yang bukan keturunan pemimpin, ternyata dapat juga menjadi pemimpin
yang baik. Hasil pengamatan tersebut menyimpulkan bahwa orang biasa yang jadi
pemimpin tersebut adalah karena adanya situasi yang menguntungkan dirinya, situasi yang
mengajarkan untuk menjadi pemimpin, sehingga ia memiliki kesempatan untuk
muncul sebagai pemimpin. Teori ini bertolak belakang dengan
teori bakat.
3. Teori Ekologi
Tidak semua
pemimpin dapat dibentuk secara situasional, walaupun sekarang teori yang
sering digunakan yaitu teori situasi. Teori ekologi menyebutkan bahwa seseorang memang dapat
dibentuk untuk menjadi pemimpin, tetapi untuk menjadi pemimpin yang baik memang
ada bakat - bakat tertentu yang terdapat pada diri seseorang yang diperoleh
dari alam.
C.
Gaya Kepemimpinan
Berbagai study tentang macam-macam kepemimpinan ada 5 tipe kepemimpinan
menurut Nawawi (2004), yaitu:
1. Otokratik
Gaya kepemimpinan otokratik
merupakan pemimpin yang melakukan kontrol maksimal terhadap bawahan, membuat
keputusan sendiri tanpa menanyakan ke bawahan dalam menentukan tujuan kelompok.
Gaya kepemimpinan otokratik efektif digunakan dalam keadaan darurat. Perilaku
pemimpin yang otokratik sering menimbulkan kekecewaan dan ketidakpuasan dari
bawahannya. Kepemimpinan otokratik juga bermanfaat bila pemimpin terbeut
menjadi sumber informasi dan kemampuan bawahan yang terbatas.
2. Demokratik.
Gaya
kepemimpinan demokratik merupakan pemimpin yang menghargai
karakteristik dan kemampuan bawahannya. Pemimpin menggunakan posisinya untuk
mendapatkan pandangan bawahannya serta memotivasi mereka untuk mencapai tujuan
dan membiasakan mereka untuk membuat keputusan tertentu bagi dirinya. Dengan
gaya kepemimpinan demokratik, bawahan akan merasa puas dan merasa dibutuhkan
dalam bekerja untuk mencapai tujuan dalam suatu kegiatan.
3. Paternalistik
Kepemimpinan paternalistik biasa disebut dengan
kepemimpinan yang kebapakan dengan ciri-ciri sebagai berikut :
a. menganggap
bawahannya sebagai manusia yang tidak/belum dewasa, manusia yang perlu
dikembangkan,
b.
bersikap terlalu melindungi,
c.
jarang memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengambil
keputusan sendiri,
d.
mengembangkan sikap kebersamaan.
4.
Gaya Kepemimpinan Militeristis
Tipe kepemimpinan militeristik ini hamper sama
dengan tipe
kepemimpinan otoriter. Adapun ciri-ciri dari tipe
kepemimpinan militeristik adalah :
a.
Lebih banyak menggunakan sistem perintah, keras dan
sangat otoriter, kaku dan seringkali kurang bijaksana.
b.
Menghendaki kepatuhan mutlak dari bawahan.
c.
Sangat menyenangi formalitas, upacara-upacara ritual dan
tanda-tanda kebesaran yang berlebihan.
d.
Menuntut adanya disiplin yang keras dan kaku dari
bawahannya.
e.
Tidak menghendaki saran, usul, sugesti, dan
kritikan-kritikan dari bawahannya.
5.
Gaya Kepemimpinan Kharismatik
Tipe kepemimpinan kharismatik memiliki daya
tarik, kekuatan energi, dan pembawaan yang luar biasa untuk
mempengaruhi orang lain. Kepemimpinan yang kharismatik memiliki
inspirasi, keberanian, dan berkeyakinan teguh pada pendirian sendiri.
D.
Analisa
Kasus berdasarkan Teori Gibbs
Teori Gibbs
merupakan teori refleksi yang dapat diartikan sebagai kemampuan manusia untuk
melakukan introspeksi dan kemauan untuk belajar lebih dalam mengenai sifat
dasar manusia, tujuan dan esensi hidup. Pembahasan kasus menurut alur refleksi dari gibbs (1988),
metode ini memiliki 6 langkah, yaitu :
1.
Deskripsi
Pengalaman
Ini merupakan kasus yang ditemukan saat berada di RSUD
Pontianak.
Saat itu saya sedang menjalani Profesi Ners di RS tersebut. Saya berada di
Bangsal Melati yaitu
bangsal penyakit dalam wanita . Bangsal Anggrek memiliki 1 orang sebagai Kepala
Ruang (KaRu), 3 orang Perawat Primer (PP), dan kurang lebih 14 orang Perawat
Associate (PA). Kasus yang saya temukan ini yaitu mengenai disiplin waktu kerja yang masih belum di
terapkan oleh seluruh perawat di ruangan, dan bahkan semakin tinggi pangkat
jabatan yang ia rasakan semakin dapat sewenang wenang iya datang dan pulang
bekerja.
Sebagai karu seharusnya dapat menjadi contoh bagi perawat primer dan
perawat associate nya namun yang terjadi karena tidak disiplin nya karu perawat
primes dan perawat yang bertugas lainnya juga menjadi tidak disiplin dengan
waktu masuk kerja, hal ini selain berdampak pada proses keperawatan juga
menjadi beban tambahan kerja bagi perawat yang bertugas di shift sebelum nya
karena jam kerja nya bertambah.
Jadwal yang di buat oleh pihak rumah sakit seolah tidak di indahkan oleh
petugas di ruangan itu, dan sesungguhnya masalah seperti ini tidak akan selesai
sebelum ada niat untuk berubah dari diri sendiri yang berusaha untuk disiplin.
Sehingga sering kali masalah yang muncul ketika karu atau perawat lainnya belum
datang di jam tugas nya akan ada perawat lain yang mengambil alih tanggung
jawab untuk menyelesaikan masalah meskipun di luar jam kerjanya.
2.
Perasaan
dan Pikiran
Perasaan yang
saya rasakan saat itu adalah saya merasa berada di hadapkan pada masalah yang
dilema karena saya selaku mahasiswa tidak dapat menegur untuk masalah yang di
lakukan oleh perawat yang ada bahkan oleh karu itu sendiri yang menjadi contoh
bagi perawat lainnya untuk tidak disiplin, selain serba salah, yang saya
harapkan saat itu hanya adanya niat dan upaya untuk berubah dari setiap perawat
nya untuk disiplin sehingga tidak mengganggu tugas perawat di ruangan untuk
memberikan asuhan keperawatan.
3.
Evaluasi
Apa yang di
lakukan karu dan perawat lainnya yang bertugas di ruangan sangat salah dan
tidak dapat di contoh, karena tidak mengindahkan jadwal yang sudah di siapkan
oleh rumah sakit, harusnya sebagai karu dan perawat yang sudah bekerja di rumah
sakit pemerintah dapat memberikan contoh kepada mahasiswanya yang ada di
ruangan itu.
4.
Analisis
Tidak
disiplinnya perawat yang bertugas di ruangan tersebut disebabkan karena
kurangnya kesadaran diri untuk memulai disiplin dan kurang menghargai atas
pekerjaan yang sudah di miliki, selain itu juga tidak adanya contoh baik yang
di tunjukan oleh atasan yaitu karu untuk disiplin terhadap waktu.
Teori kepemimpinan dari kasus di atas
yaitu teori situasi, dimana orang biasa dapat menjadi pemimpin
karena adanya situasi yang menguntungkan dirinya, situasi yang
mengajarkan untuk menjadi pemimpin. Menjadi pemimpin dapat dilihat bagaimana
seseorang tersebut ketika di dalam kelompok, serta dapat dilihat melalui
pengalaman-pengalaman yang sudah terlewati. Tipe kepemimpinan yang di gunakan saat
itu adalah tipe kharismatik yaitu memiliki
daya tarik, kekuatan energi, dan pembawaan yang luar biasa untuk
mempengaruhi orang lain. Kepemimpinan yang kharismatik memiliki
inspirasi, keberanian, dan berkeyakinan teguh pada pendirian sendiri.
5.
Kesimpulan
Harus ada
kesadaran diri dan mulai menanamkan di dalam diri masing masing untuk
menghargai waktu kerja dan tanggung jawab yang sudah di berikan, menghargai
setiap waktunya karena pekerjaan kita adalah pekerjaan mulia, memulai disiplin
dari diri sendiri dengan datang tepat waktu dan menjadi contoh bagi yang lain
terutama bagi bawahan nya.
6.
Action Plan
Ketika saya turun di dunia kerja nanti saya akan memulai
dari diri saya sendiri untuk menanamkan norma disiplin dan berusaha menjadi
contoh kepada rekan rekan kerja lainnya, dan apabila saya menjadi atasan selain
saya memberikan contoh saya juga akan memberikan teguran kepada rekan kerja
lainnya yang tidak disiplin atas jam kerjanya. Seperti yang telah disebutkan dalam Al-Quran QS. An-Nisa’ ayat 59 yang artinya adalah Hai orang-orang yang beriman,
taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian
jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada
Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada
Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik
akibatnya.
Surat tersebut
mengajarkan kita bahwa kita harus belajar dari Allah dan rasul nya yang maha
baik dan maha segalanya.
KESIMPULAN
Disiplin
adalah hal yang sangat penting untuk terciptanya suatu kesuksesan, baik dan
buruknya organisasi atau tempat anda bekerja salah satu penilaiannya adalah
sebagaimana disiplinnya mereka yang bekerja, selain menjadi gambaran baiknya
organisasi, disiplin di nilai dari perorangan juga menggambarkan kualitas
seseorang, bahwa orang yang disiplin dan menghargai waktu pasti akan lebih baik
daripada mereka yang tidak disiplin.
Dengan
disiplin selain pekerjaan dapat berjalan sesuai jadwal yang sudah di tentukan,
maka pekerjaan dan tanggung jawabnya juga akan tepat sasaran, karena dengan
disiplin waktu yang baik semua akan bekerja pada posisinya dan tidak akan ada
korban yang bekerja bukan pada waktunya lagi.
Merubah
kondisi yang kurang baik salah satunya disiplin memang tidak mudah, tapi akan
lebih baik apabila perubahan itu di mulai dari diri sendiri yang menjadikan
contoh baik bagi orang lain. Seperti kata bijak mengatakan jangan berusaha
untuk merubah dunia tapi rubahlah dirimu maka dunia akan mengikutimu.
Komentar
Posting Komentar